APA SIH UMROH SYAR’I ITU ?

1514534_10205934436020463_5303506956258787727_n

sebenarnya ide tulisan ini karena ponakan ku yang manis bertanya : tante spt apa sih umroh yang syari itu? seperti apa yg sering dikerjakan orang yang tidak syari… nah karena jawabannya panjang maka aku hanya menjawab, nanti ya tante tulis di blog aja.. tks ya mimi ide nya… smoga bisa memberi manfaat buat yang membaca nya ..

kita mulai dari apa sih syari itu? syari itu adalah mengerjakan sesuatu sesuai syariat

definisi syari’at adalah hukum yang telah dinyatakan dan ditetapkan oleh Allah sebagai peraturan hidup manusia untuk diimani, diikuti, dan dilaksanakan oleh manusia didalam kehidupannya.

defini  Umrah berarti melaksanakan tawaf di Ka’bah dan sa’i antara Shofa dan Marwah, setelah memakai ihram yang diambil dari miqat. Sering disebut pula dengan haji kecil.

simple banget kan sebenarnya ? hanya butuh waktu lebih kurang 3 jam saja untuk menyelesaikan semua ibadah umroh.. trus ngapain sih sampai 9 hari ? gak ada aturan yang mengatur mesti ngapain, karena semua tergantung niat… ada yang lebih suka berlama lama di mesjid , ada yang suka berlama lama di hotel ngobrol dengan teman sekamar, ada yang setiap pulang waktu sholat nenteng belanjaan .. hahaha , salah? gak juga sih… soalnya gak khusus belanja,,, kan arah pulang menuju hotel penuuuh sama orang dagang…

TATA CARA UMROH SESUAI SUNNAH

Tata Cara Pelaksanaan Umrah
  • Jika seseorang akan melaksanakan umrah, dianjurkan untuk mempersiapkan diri sebelum berihram dengan mandi sebagai-mana seorang yang mandi junub, memakai wangi-wangian yang terbaik jika ada dan memakai pakaian ihram. sesudah berpakaian ihram dilarang memakai wangi2an lagi..
  • Pakaian ihram bagi laki-laki berupa dua lembar kain ihram yang berfungsi sebagai sarung dan penutup pundak. Adapun bagi wanita, ia memakai pakaian yang telah disyari’atkan yang menutupi seluruh tubuhnya, namun tidak dibenarkan memakai cadar/niqab (penutup wajahnya) dan tidak dibolehkan memakai sarung tangan. sering dijual paket ihram wanita ada sarung tangan 
  • Berihram dari miqat untuk umrah dengan mengucapkan:
    لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ بِعُمْرَةٍ
  • miqot sering dimudahkan dengan memperbolehkan miqot di jeddah karena katanya susah berihram di pesawat, rosul mencontohkan beberapa tempat miqot dan jeddah bukan lah tempat miqot yg pernah dikunjungi Rosulullah… 
  • Jika khawatir tidak dapat menyelesaikan umrah karena sakit atau adanya penghalang lain, maka dibolehkan mengucapkan persyaratan setelah mengucapkan kalimat diatas dengan mengatakan:
    اللَّهُمَّ مَحِلِّى حَيْثُ حَبَسْتَنِى 
    Dengan mengucapkan persyaratan ini -baik dalam umrah maupun ketika haji-, jika seseorang terhalang untuk menyem-purnakan manasiknya, maka dia diper-bolehkan bertahallul dan tidak wajib mem-bayar dam (menyembelih seekor kambing).
  • Tidak ada shalat khusus untuk berihram, namun jika bertepatan dengan waktu shalat wajib, maka shalatlah lalu berihram setelah shalat.
  • Setelah mengucapkan “talbiyah umrah” , dilanjutkan dengan membaca dan memperbanyak talbiyah berikut ini, sambil mengeraskan suara hingga tiba di Makkah.
    لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَ شَرَيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَ النِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيَكَ لَكَ 
  • Jika memungkinkan, seseorang dianjurkan untuk mandi sebelum masuk kota Makkah.
  • Masuk Masjidil Haram dengan mendahu-lukan kaki kanan sambil membaca do’a masuk masjid:
    اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ. اللَّهُمَّ افْتَحْ لِى أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ atau:
    أَعُوْذُبِاللهِ الْعَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ 
    الْكَرِيْمِ وَ سُلْطَانَهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ 
  • Mengangkat kedua tangan ketika melihat Ka’bah sambil membaca:

 

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَ مِنْكَ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ

Atau membaca do’a-do’a selainnya.

Thawaf Umrah.

  • Menuju ke Hajar Aswad, lalu menghadapnya sambil membaca ” اللَّهُ أَكْبَرُ ” atau “بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُ اَكْبَرُ ” lalu mengusapnya dengan tangan kanan dan menciumnya, jika tidak memungkinkan untuk menciumnya, maka cukup dengan mengusapnya, lalu mencium tangan yang mengusap Hajar Aswad. Jika tidak memungkinkan untuk mengusap-nya, maka cukup dengan memberi isyarat kepadanya dengan tangan, namun tidak mencium tangan yang memberi isyarat. 
  • Kemudian memulai thawaf umrah tujuh putaran, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad pula. Dan di-sunnahkan berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama dan berjalan biasa pada empat putaran terakhir.
  • Disunnahkan pula mengusap Rukun Ya-mani pada setiap putaran thawaf, namun tidak dianjurkan menciumnya, dan apa-bila tidak memungkinkan untuk meng-usapnya, maka tidak perlu memberi isyarat dengan tangan. 
  • Ketika berada di antara RukunYamani dan Hajar Aswad, disunnahkan membaca:
    رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ 
  • Tidak ada dzikir/bacaan tertentu pada waktu thawaf. Dan seorang yang thawaf boleh membaca al-Qur-an atau do’a dan dzikir yang dikehendakinya. 
  • Setelah thawaf, menutup kedua pundaknya, lalu menuju ke maqam Ibrahim sambil membaca:
  • Shalat sunnah thawaf dua rakaat di bela-kang maqam Ibrahim, pada rakaat per-tama setelah membaca surat al-Fatihah, membaca: al kafirun
    Dan pada rakaat kedua setelah membaca al-Fatihah membaca: al ikhlas
  • Setelah shalat, disunnahkan minum air zam-zam dan menyirami kepala dengannya.

Sa’i Umrah.

  • Kemudian menuju ke bukit Shafa untuk melaksanakan Sa’i umrah, dan jika telah mendekat Shafa, membaca firman Allah:
    Lalu mengucapkan:

    نَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللَّهُ بِهِ 
  • Menaiki bukit Shafa lalu menghadap ke arah Ka’bah hingga melihatnya, jika hal itu memungkinkan, kemudian membaca:
    (اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ )3(x )
    لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَ لَهُ الْحَمْدُ يُحْيِ وَ يُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
    لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَحَزَمَ اْلأَحْزَابَ
    وَحْدَهُ 
  • Bacaan ini dilakukan/diulangi tiga kali dan berdo’a di antara pengulangan-pengulangan itu dengan do’a apa saja yang dikehendaki.
  • Lalu turun dari Shafa dan berjalan menuju ke Marwah.
  • Disunnahkan berlari-lari kecil dengan cepat dan sungguh-sungguh di antara dua tanda lampu hijau yang berada di Mas’a (tempat sa’i), lalu berjalan biasa menuju Marwah dan menaikinya.
  • Setibanya di Marwah, kerjakanlah apa-apa yang dikerjakan di Shafa, yaitu menghadap kiblat, bertakbir, membaca dzikir pada dan berdo’a dengan do’a apa saja yang dikehendaki, perjalanan ini (dari Shafa ke Marwah) dihitung satu putaran.
  • Kemudian turunlah, lalu menuju ke Shafa dengan berjalan ditempat yang ditentukan untuk berjalan dan berlari ditempat yang ditentukan untuk berlari, lalu naik ke Shafa dan lakukan seperti semula, dengan demikian terhitung dua putaran.
  • Lakukan hal ini sampai tujuh kali dengan berakhir di Marwah.
  • Ketika sa’i, tidak ada dzikir-dzikir tertentu, maka boleh berdzikir, berdo’a atau membaca bacaan-bacaan yang dikehendaki.
  • Jika membaca do’a ini:
    رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ إِنَّكَ أَنْتَ اْلأَعَزُّ اْلأَكْرَمُ
    tidaklah mengapa, karena telah diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud dan ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiallaahu anhu , bahwasanya mereka membacanya ketika sa’i.
  • Setelah sa’i, maka bertahallul dengan memendekkan seluruh rambut kepala atau mencukur gundul, dan yang mencukur gundul itulah yang lebih afdhal. Adapun bagi wanita, cukup dengan memotong rambutnya sepanjang satu ruas jari.
  • Setelah memotong/mencukur rambut, maka berakhirlah ibadah umrah dan anda telah dihalalkan/dibolehkan untuk mengerjakan hal-hal yang tadinya dilarang ketika dalam keadaan ihram.

beberapa hal yang banyak ditinggalkan adalah hal hal yang di cetak tebal diatas…

dan yang sering tidak diketahui adalah larangan2 saat berihram

Jika seorang muslim melakukan ihram haji atau umrah maka haram atasnya sebelas perkara sampai ia keluar dari ihramnya (tahallul):
1.
Mencabut rambut.
2. Menggunting kuku.
3. Memakai wangi-wangian.
4. Membunuh binatang buruan (darat, adapun bina-tang laut maka dibolehkan).
5. Mengenakan pakaian berjahit (bagi laki-laki dan tidak mengapa bagi wanita). Pakaian berjahit adalah pakaian yang membentuk badan, seperti baju, kaos, celana pendek, gamis, celana panjang, kaos tangan dan kaos kaki. Adapun sesuatu yang ada jahitannya tetapi tidak membentuk badan maka hal itu tidak membahayakan muhrim (orang yang sedang ihram), seperti sabuk, jam tangan, sepatu yang ada jahitan-nya dsb.
6. Menutupi kepala atau wajah dengan sesuatu yang menempel (bagi laki-laki), seperti peci, penutup kepala, surban, topi dan yang sejenisnya. Tetapi dibolehkan berteduh di bawah payung, di dalam kemah dan mobil. Juga dibolehkan membawa barang di atas kepala jika tidak dimaksudkan untuk menutupinya.
7. Memakai tutup muka dan kaos tangan (bagi wanita). Tetapi jika di depan laki-laki asing (bukan mahram) maka ia wajib menutupi wajah dan kedua tangannya, namun dengan selain tutup muka (cadar), misalnya dengan menurunkan kerudung ke wajah dan memasukkan tangan ke dalam baju kurung.
8. Melangsungkan pernikahan.
9. Bersetubuh.
10. Bercumbu (bermesraan) dengan syahwat.
11. Mengeluarkan mani dengan onani atau bercumbu.

 

Hal  hal yang sering dilakukan tapi sebaiknya dihindarkan… yaitu : 

  1.  Terpaku dengan do’a-do’a tertentu pada setiap putaran, sebagaimana ditemukan dalam buku-buku kecil.
  2.  Jama’ah haji berdo’a bersama-sama dengan di-komando oleh seorang pemimpin (rombongan) dengan koor (satu suara) dan keras.
    hal ini sebaiknya dihindari selain mengganggu org lain ( mendzalimi) disekitar kita jg  tidak ada tuntunannya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
  3. Termasuk kesalahan yang dilakukan oleh sebagian jama’ah  adalah mengulang-ulang umrah dengan alasan meniatkan umroh buat orang lain,  ketika sampai di Makkah. Yang demikian itu bukanlah tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga bukan tuntunan para sahabatnya . Seandainya pun di dalamnya ada keutamaan, tentu mereka telah melakukannya mendahului kita. umroh adalah ibadah sunnah yang dilakukan bila mampu… jadi tidak perlu mengumrohkan orang lain apalagi yang sudah meninggal.
  4. memakai ihram bukan di miqot yang di contohkan rosul… misalkan miqot di bandara jeddah.. hehehe sejak kapan bandara jadi tempat miqot
  5. buat wanita diharapkan menjaga ihramnya secara sempurna yaitu tidak terlihat auratnya kepada siapa pun walau kepadas sesama wanita , tidak jarang kita menyaksikan wanita yang sedang berihram membuka auratnya di kamar mandi wanita saat ber wudhu

semoga kita selalu dihindarkan dari ibadah ibadah yang tidak di contohkan rosul… insya Allah…

 

 

You may also like